Kamis, 28 April 2011

Eating Food in an Eco Lifestyle


Banyak yang mengira jika gaya hidup ramah lingkungan hanya bisa dilakukan dengan cara menanam pohon, mengurangi kertas, membuang sampah pada tempatnya, mematikan lampu yang tidak perlu, dan lain-lain. Namun ternyata, makanan yang kita makan juga bisa mencerminkan gaya hidup ramah lingkungan juga. Saat ini saya tidak akan membicarakan tentang alat makan yang bisa dipakai berulang kali (sehingga tidak menambah jumlah sampah harian anda) atau cara mencuci alat makan dengan sabun yang tidak mencemari air. Tidak, bukan sekarang, mungkin nanti di tulisan saya yang lain lagi, hehe. Tetapi saat ini saya akan sedikit membahas tentang makanan yang kita makan, yang ternyata bisa mencerminkan gaya hidup ramah lingkungan.

Memilih Makanan Organik

Yup, makanan yang berasal dari tanaman organik seperti sayur-mayur, buah-buahan, dan beras organik sudah pasti ramah lingkungan. Karena selama proses penanaman dan perawatannya, makanan organik ini tidak menggunakan pestisida dan insektisida untuk membasmi hama dan juga tidak menggunakan pupuk kimia untuk menyuburkan tanaman, yang berpotensi mencemari tanah sebagai media hidup tanaman tersebut. Jadi, sudah pasti tanaman organik ramah lingkungan. Demikian juga dengan daging. Jika ada pilihan daging ayam biasa atau daging ayam organik, daging ayam organik yang dibesarkan dengan meminimalisir penggunaan obat-obatan dan suplementasi kimia akan lebih ramah lingkungan loh.

Memilih Makanan yang Berbahan Lokal dan Mengurangi Bahan Makanan Import

Yang saya maksud dengan makanan yang berbahan lokal adalah makanan yang berasal dari bahan makanan yang dikirim dari tempat yang dekat dengan tempat tanaman itu berasal, bukan yang dikirim dari tempat jauh, apalagi makanan import. Karena, makanan yag dikirim dari tempat jauh itu pasti menggunakan alat transportasi yang biasanya menggunakan bahan bakar fosil sebagai bahan bakarnya yang berpotensi menambah emisi karbon dioksida di atmosfer. Maka dari itu, jika kita memang ingin memilih makanan organik, sebaiknya memilih makanan organik yang lokal saja, bukan yang import, hehehe. Kalaupun tidak memilih makanan organik, ya sebaiknya lebih membeli bahan makanan lokal. Kecuali jika terpaksa sekali kita berada dalam situasi di mana tidak ada bahan makanan lokal. Misalnya, anda berbelanja di pasar untuk membeli jeruk, penjual memberikan pilihan jeruk lokal atau jeruk import, sebaiknya sebisa mungkin anda lebih memilih untuk membeli jeruk lokal saja (sekalipun jeruk import memang berukuran lebih besar dengan rasa yang lebih enak, hehe).

Memilih Beras yang Ditumbuk daripada Beras yang Digiling

Beras yang ditumbuk, semisal beras merah, lebih ramah lingkungan daripada beras yang digiling. Karena selama proses penggilingan, mesin giling beras yang biasanya berupa mesin diesel, tetap menggunakan BBM (dalam hal ini solar) untuk mengoperasikannya yang berpotensi menambah emisi karbon dan mencemari udara. Jadi, memilih beras merah untuk konsumsi harian lebih ramah lingkungan lho daripada beras putih, selain itu beras merah kan lebih kaya nutrisinya, hehe.

Mencoba Menjadi Vegetarian dengan Mengurangi Konsumsi Daging

Terus terang saya belum punya banyak referensi tentang Vegetarian, tetapi saya tambahkan sedikit ya, hehe (ga papa kan?). Industri peternakan itu mengkonsumsi energi listrik dan energi bahan bakar fosil yang besar. Listrik digunakan untuk berbagai alat di peternakan, semisal sebagai penerangan kandang ayam dan mesin penetas telur, pada mesin pemerah susu sapi dan juga untuk mesin pemotong daging. Bahan bakar fosil dipakai untuk menghidupkan genset jika listrik padam, juga digunakan pada alat transportasi untuk mendistribusikan hasil ternak (baik yang masih hidup maupun dalam bentuk daging). Selain itu, sampah yang dihasilkan oleh industri peternakan juga besar, yang berpotensi mencemari sumber air dan udara. Sayangnya sampah ternak belum semuanya bisa dimanfaatkan secara maksimal, untuk sumber biogas misalnya. Karena itu, banyak aktivis lingkungan yang mengajak kita, masyarakat awam, untuk mulai menjalankan gaya hidup ramah lingkungan, yang salah satunya adalah menjadi vegetarian. Dengan cara yang mudah, yaitu mengurangi konsumsi daging. Tidak perlu setiap hari, tetapi kita diajak untuk menyisihkan waktu satu atau dua hari dalam seminggu untuk mengurangi makan daging. Ide yang bagus kan, hehehe.

Apalagi ya, hm...sementara ini dulu ya yang bisa saya tulis hari ini. Semoga bisa menjadi bahan renungan untuk kita semua yang ingin berbuat baik untuk Planet Bumi kita tercinta ini. Jika ada pembaca yang punya tambahan masukan ide tentang makanan ramah lingkungan ini, silakan sampaikan langsung kepada saya. Tapi, dengan kritik yang membangun ya. Kan saya masih belajar tentang gaya hidup ramah lingkungan hehehe. Terima kasih dan sampai jumpa.


Dari berbagai sumber.
Foto bersumber dari : http://majalahkesehatan.com/mengapa-memilih-makanan-organik/

Minggu, 24 April 2011

Car Free Day: One Way for Decrease Carbondioxide Emission


Emisi karbondioksida (CO2) yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor memang menjadi salah satu penyebab terjadinya Global Warming yang ditandai dengan adanya Efek Gas Rumah Kaca (Green House Effect) yang meningkatkan suhu udara di permukaan bumi, dimana jika hal tersebut terjadi akan mengakibatkan berbagai macam bencana. Emisi karbondioksida sebenarnya tidak hanya berasal dari kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar fosil, tetapi juga dari aktivitas rumah tangga semisal untuk mesin pemanas ruangan di negara-negara yang memiliki empat musim. Demikian juga dengan aktivitas industri yang menghasilkan asap yang mengandung berbagai unsur termasuk karbondioksida dan aktivitas pembakaran hutan. Oleh karena itu, di beberapa wilayah dunia yang mulai menyadari akan bahaya yang diakibatkan oleh Global Warming, pemerintah setempat mulai mencanangkan hari bebas kendaraan atau Car Free Day sebagai wujud nyata dari komitmen untuk menurunkan tingkat emisi karbondioksida yang ditandatangani oleh sejumlah kepala negara dalam Protokol Kyoto yang diprakarsai oleh PBB.

Tidak terkecuali dengan Indonesia yang turut berperan serta dalam Protokol Kyoto tersebut. Sebagai ibu kota dan pusat pemerintahan Indonesia saat ini, pemerintah Jakarta pada hari ini, Minggu 24 April 2011 melaksanakan Car Free Day di beberapa wilayah di Jakarta. Di mana di wilayah tersebut akan ditutup untuk dilewati oleh kendaraan bermotor, baik kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Di Jogjakarta sendiri, di kawasan Malioboro dan Balai Kota, setiap hari Minggu pagi, selalu ditutup untuk dilewati oleh kendaraan bermotor. Yang diperkenankan melewati wilayah tersebut –pada hari Car Free Day ini, baik yang di Jakarta, maupun yang rutin diadakan di Jogja- hanya kendaraan yang tidak menimbulkan asap, semisal sepeda, dan bagi pejalan kaki saja.

Dengan adanya Car Free Day, diharapkan masyarakat dapat berpartisipasi dalam pengurangan tingkat emisi karbondioksida dengan cara beralih menggunakan kendaraan umum atau kendaraan yang lebih ramah lingkungan seperti sepeda, daripada menggunakan kendaraan pribadi. Kita analogikan, jika menggunakan kendaraan pribadi, katakanlah motor misalnya, maka untuk setiap knalpot -yang menghasilkan asap yang mengandung emisi gas karbondioksida- hanya dipakai oleh satu atau dua orang saja. Bandingkan jika pada Car Free Day, masyarakat memilih menggunakan kendaraan umum, semisal bis yang mampu mengangkut 40 orang dengan hanya satu knalpot. Maka bayangkan ada berapa banyak emisi gas karbondioksida yang bisa dikurangi dari Car Free Day ini, apalagi jika masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan yang tidak menghasilkan asap seperti sepeda atau becak. Oleh karena itu, marilah kita mengurangi emisi gas karbondioksida dari kendaraan bermotor, dengan berbagai cara yang mudah, tidak hanya pada Car Free Day ini saja, tetapi setiap hari. Semisal dengan mengurangi jalan-jalan keliling kota yang tidak perlu dengan menggunakan kendaraan bermotor, memanfaatkan fasilitas mobil antar-jemput anak dari sekolah daripada menjemput sendiri menggunakan kendaraan bermotor oleh masing-masing orang tua, berangkat ke kantor dan pulang bersama-sama dengan rekan satu kantor yang searah dalam satu mobil daripada menggunakan kendaraan pribadi sendiri-sendiri, memanfaatkan waktu seefektif mungkin saat berbelanja di minimarket dekat rumah daripada harus bolak-balik ke minimarket yang sama jika harus menggunakan kendaraan bermotor atau sekalian saja menggunakan sepeda atau berjalan kaki –kan lebih sehat, hehe-. Jadi, dengan adanya Car Free Day ini, kita sebagai masyarakat dapat lebih menerapkan gaya hidup ramah lingkungan dengan turut serta menurunkan tingkat emisi gas karbondioksida. Demikian tulisan saya tentang Car Free Day, semoga berkenan. Save Earth, Save Life. Sampai jumpa.



Dari berbagai sumber.
Foto bersumber dari :
http://www.wisatabanjarmasin.com/home/index.php?option=com_content&view=article&id=305:car-free-day-kota-banjarmasin&catid=57:umum&Itemid=107〈=in

Jumat, 22 April 2011

Earth Day


Hari ini tgl 22 April 2011 diperingati sebagai Hari Bumi Internasional. Hari Bumi pertama kali dicanangkan oleh seorang senator Amerika Serikat, Gaylord Nelson pada tahun 1970. Dengan adanya Hari Bumi diharapkan masyarakat sedunia akan lebih peduli terhadap Planet Bumi sebagai tempat tinggal berbagai mahluk hidup seperti tumbuhan, hewan dan manusia sehingga Bumi bisa lebih nyaman ditinggali dan bisa mencegah terjadinya kerusakan yang bisa mengakibatkan bencana bagi berlangsungnya kehidupan mahluk hidup di dalamnya. Tanggal 22 April dipilih karena pada tanggal tersebut bertepatan dengan terjadinya musim semi di belahan bumi utara serta musim gugur di belahan bumi selatan. Pada awalnya, Hari Bumi diadakan dan ditetapkan oleh PBB pada tanggal 21 Maret, tetapi karena berbagai pertimbangan dan argumentasi, akhirnya Hari Bumi diadakan pada tanggal 22 April. Sebagai manusia yang menetap dan hidup di Bumi, sudah selayaknya kita menjaga kelestariannya. Mulai dari hal kecil yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan bumi dari kerusakan lingkungan, seperti membuang sampah pada tempatnya, melakukan gerakan hemat energi, dan menghemat pemakaian air bersih. Dan hal-hal kecil kecil seperti itu harus kita lakukan setiap hari, tidak hanya pada hari ini saja. Semoga Bumi kita bisa menjadi planet yang bebas dari kerusakan lingkungan. Selamat Hari Bumi.


Dari berbagai sumber.
Foto bersumber dari : http://www.starclippersblog.com/2011/04/happy-earth-day-2011/

Rabu, 20 April 2011

Triple R Plus : The Basic Concept


Akhir-akhir ini, semakin gencar dilakukan kampanye terhadap gaya hidup ramah lingkungan, atau yang lebih sering kita sebut dengan istilah Go Green. Kampanye tersebut biasanya dilakukan oleh individu perseorangan, lembaga pemerintah seperti misalnya Kementrian Lingkungan Hidup dan WWF, atau pun lembaga nirlaba yang bergerak di bidang lingkungan hidup. Dan biasanya, dalam kampanye semacam ini selalu disisipkan tiga kata, yaitu Reduce (Mengurangi), Reuse (Menggunakan kembali) dan Recycle (Mendaur ulang), plus Repair (Memperbaiki).

Tiga R Plus tersebut merupakan sebuah kata yang sebenarnya mudah dilaksanakan dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk mendukung gaya hidup Go Green. Konsep ini sudah menjadi item wajib bagi para penggiat gaya hidup ramah lingkungan sehingga menjadi konsep dasar bagi mereka untuk menjadikan Bumi kita ini menjadi tempat yang lebih baik.

Contoh nyata dari penerapan konsep Reduce adalah dengan mengurangi pemakaian alat listrik yang tidak perlu, mematikan pesawat televisi yang sedang tidak ditonton, serta mengurangi pemakaian tas kantong plastik saat berbelanja di supermarket. Untuk pengaplikasian kata Reuse itu seperti menggunakan barang yang bisa dipakai berulang kali daripada barang yang hanya sekali pakai, seperti menggunakan lunch box saat makan siang daripada membeli makanan dalam kemasan plastik atau styrofoam, memberikan pakaian yang layak pakai namun sudah tidak muat lagi kepada anak yatim, serta menggunakan barang yang bisa diisi ulang seperti sabun mandi cair.

Recycle adalah mendaur ulang barang-barang yang ada sehingga bisa dimanfaatkan kembali, semisal memanfaatkan botol plastik air minum menjadi media tanam (pot) dan memodifikasi kertas bekas atau kertas koran menjadi berbagai macam kerajinan tangan. Dan satu lagi adalah Repair, salah satu contohnya adalah dengan memperbaiki barang-barang yang rusak sehingga bisa dipergunakan kembali dari pada membeli barang baru, misalnya memperbaiki sepatu jebol, jam tangan yang tidak berfungsi, dsb. Nah, Reboisasi hutan dengan menanami hutan yang gundul dengan bibit tanaman baru juga termasuk dalam pengertian kata Repair ini dalam kaitannya dengan lingkungan hidup.

Banyak manfaat dari penerapan konsep Tiga R Plus dalam mendukung gaya hidup ramah lingkungan ini, seperti salah satunya adalah dengan menghemat biaya pengeluaran karena kita telah menghemat pemakaian listrik misalnya. Dan juga bisa mendukung terwujudnya Bumi yang lebih baik, karena kita telah membantu mengurangi percepatan terjadinya Global Warming. Karena itu, marilah kita menerapkan konsep Tiga R Plus ini mulai dari sekarang, mulai dari hal yang terkecil atau termudah, dan mulailah dari diri sendiri. Terima kasih.


Dari berbagai sumber.
Foto bersumber dari : http://makassargreen.blogspot.com/2010/11/reduce-reuse-recycle.html

Jumat, 15 April 2011

Starts : NOW


Well, sebenernya aku g mau latah sih nulis ttg lingkungan hidup, apalagi pengetahuanku ttg lingkungan msih terbatas & msih kudu banyak belajar. Cuman aku pikir, knp engga kan aku mulai menulis ttg lingkungan hidup. G ada salahnya kan berbagi pengetahuan, sekalipun hanya sedikit, hehehe. Siapa tahu ada Pembaca yg bs berbagi pengetahuan jg dgn aku.
Sebenernya isu lingkungan hidup sudah banyak digembar-gemborkan oleh banyak tokoh. Bahkan jg banyak institusi, baik itu yg bernaung di bawah kuasa Pemerintah, maupun institusi yg berjuang secara independen di bawah bendera LSM (NGO). Tetapi, apakah kita sendiri sudah cukup mampu melaksanakan himbauan & ajakan mereka itu? Jujur, aku sendiri belum mampu melaksanakan semua ajakan & himbauan mereka utk berlaku yg ramah lingkungan secara penuh. Aku sendiri mengaplikasikan gaya hidup Go Green semampu aku, as the best I can.
Kita tidak harus melaksanakan semua konsep Go Green secara keseluruhan. Namun kita harus tetap berusaha berlaku ramah lingkungan, di mana saja & kapan saja. Mulailah dari hal yang paling kecil & sederhana, seperti tidak membuang-buang energi secara berlebihan dgn mematikan lampu & peralatan elektronik yg sedang tidak kita pakai, atau pun dgn mematikan keran air yg sedang tidak kita pakai. Dan kapan kita bisa melaksanakan konsep gaya hidup ramah lingkungan ini? Kita bisa memulainya, dari sekarang. It starts, from NOW.